Aku punya saudara yang mirip banget sama aku,
namanya Reynata Andhina Permata, yang biasa di panggil Rere. Tinggalnya
di Serang-Banten. Dia lahir pada tanggal 05 Oktober 1996. Beda sama aku
yang lahirnya 23 September 1997. Kita juga beda orang tua loh. Aneh
kan?, tapi kita memiliki wajah yang begitu sama bagaikan buah pinang di
belah dua. Entah apa yang bisa membuat kita mirip, tapi denger-denger
cerita dari Mamahnya kak Rere katanya aku ini anaknya Mamahnya kak Rere
dan adiknya kak Rere. Kenapa bisa begitu ya?, karna dulu Mamah ini
mengandung anak kembar dan setelah di USG sekitar umur 5 bulan pun
anaknya ada dua. Beberapa bulan kemudian sekitar 2 bulan, Mamah mimpi
kalau anaknya yang satu lagi di berikan ke orang lain yang
menginginkannya. Mamah pun segera memeriksa ulang USG karna ia takut
kehilangan anaknya yang satu lagi. Setelah umur 7 bulan, di USG ternyata
anaknya tinggal satu. Mamah pun kaget dan tak menyangka. Tapi ia
mencoba mengikhlaskan anak yang satunya.
Beberapa kemudia, Ibuku mengandung anak dan
akhirnya melahirkan. Setelah aku umur 1 tahun, betapa kagetnya wajah aku
sama kak Rere itu mirip banget. Seperti anak kembar, Mamah pun heran
melihat aku yang wajahnya mirip sekali sama kak Rere. Di situlah Mamah
memungkinkan anaknya yang saat itu menghilang pindah ke perut ibuku
(Duh!, masa aku pindah-pindah aneh aja ya?). Aku sih menyimpulkannya
mungkin saja aku ini salah satu orang yang mirip kak Rere, karna di
dunia ini kan kita memiliki 7 kembaran.
Lama aku tak bertemu kak Rere. Sewaktu SMP
aku ikut yang namanya khursus Cheerleaders di Serang-Banten, disana aku
melihat orang yang wajahnya sangat mirip sama aku. Namanya Reynata
Andhina Permata. Kak Rere pun menghampiri aku di saat jam istirahat, dia
berkenalan dengan ku. Setelah berkenalan kami pun tertawa bersama-sama
karna keanehan wajah kita yang begitu mirip (Aku gak inget kalau kak
Rere itu saudara aku, maklum kan dari kecil udah gak ketemu lagi).
Sepulang latihan cheerleaders aku di ajak pulang bareng sama kak Rere,
dan di ajak main ke rumahnya untuk di beritahukan ke mamah papahnya kak
Rere. Kami pulang naik mobil pribadi punya kak Revan (kakaknya kak
Rere). Di sepanjang jalan kak Revan mentertawakan aku sama kak Rere,
yang katanya aneh bisa mirip haha. Sesampainya di rumah kak Rere aku di
ajak ke kamarnya kak Rere, tapi aku nggak mau karna kan baru kenal sudah
lancang ke kamarnya saja. Kak Rere pun menyuruh aku duduk dulu di
temani kak Revan, aku sama kak Revan bercanda-canda terus, akrab banget
padahal baru aja kenal yah!. Enggak lama kemudian Mamah kak Rere dan kak
Rere pun keluar kamar menghampiri aku dan kak Revan. Seketika itu aku
Mamahnya kak Rere kaget dan langsung memeluk erat tubuhku sambil
meneteskan air mata dan bilang kalau aku ini anaknya. Aku heran, aku kan
anaknya Ibu dan Ayahku bukan anak Mamah dan Papahnya kak Rere, ataupun
adik dari kak Revan dan kak Rere. Setelah lama memeluk aku, Mamah pun
melepaskan pelukannya. Mamah membuatkan aku jus stroberi kebetulan aku
suka banget sama jus stroberi, Mamah pun menyakan tentang diriku, aku
ini anaknya siapa, setelah aku jawab dan ternyata mamah baru ingat kalau
aku ini adalah anaknya Ibu aku yang masih saudaranya Mamah. Kata Mamah
haduh pantesan mirip, kamu mah emang saudara Rere, dan kamu masih anak
Mamah sayang. Aku masih heran, saat itu pun aku di ajak menginap di
rumahnya Mamah, tadinya si aku mau nginap di rumah Tante aku. Tapi
yasudah lah kalau kak Rere masih saudara aku sih enggak apa-apa deh.
Malam hari Mamah, kak Rere, kak Revan, dan Papahnya kak Rere berkumpul
dengan ku di ruang makan, sambil makan malam, Mamah pun menyeritakan
tentang masa lalunya saat ia mengandung kak Rere begitupula Papah juga
ikut turut bercerita. Dari situ aku, kak Rere, kak Revan tau yang
sesungguhnya. Akhirnya kami semua pun tertawa-tawa dan berpelukan
seperti 1 keluarga yang sedang bahagia akan anaknya yang telah kembali
(uh, so sweet banget deh haha). Yang membedakan aku dan kak Rere adalah
kelakuannya, Rere yang cendrung tomboylish dan aku yang feminim haha
(kata Mamah dan Papah).
Sekitar 7 bulan kemudian, saat itu aku sedang
di jalan pulang bersama kak Rere, kak Revan dan kak Rizki (sahabatnya
kak Rere dari SD). Saat itu kak Rere pun habis putus sama kak Fadhli,
karna kak Fadhli itu yang terlalu over mengatur semua kegiatan dan
pertemanan kak Rere sampai melarang kak Rere berteman dengan kak Rizky,
jahat banget deh orangnya. Saat jalan pulang aku sama kak Revan lagi
bercanda-canda. Kak Rere sama kak Rizky yang lagi cerita-cerita curhat
gitu deh, kak Revan enggak bawa mobil jadinya kami pun jalan kaki sampai
halte. Sepanjang jalan aku pun haus dan cape, aku ngajak kak Revan beli
minum, kak Rere dan kak Rizky jalan duluan tapi pelan-pelan. Saat aku
dan kak Revan selesai membeli minum, aku dan kak Revan melihat mobil
yang jalannya sangat cepat sekali menuju arah kak Rere dan kak Rizky.
Dan seketika aku dan kak Revan pun teriak memanggil kak Rere da kak
Rizky agar menghindar daari mobil tersebut. Kak Rere dan kak Rizky tak
sempat menghindar, dan akhirnya mobil itu menabrak kak Rere dan kak
Rizky, mobilnya juga terbakar. Aku sama kak Revan segera menelfon
Mamah, Papah, Polisi, dan Ambulance. Kak Rere dan kak Rizky segera di
bawa ke rumah sakit, kak Rere dan kak Rizky luka parah, kak Rere masuk
UGD, sedangkan kak Rizky memiliki luka yang cukup serius. Aku kaget
setelah polisi memberitahukan bahwa yang menabrak kak Rere dan kak Rizky
itu kak Fadhli mantan kak Rere sendiri, sumpah jahat banget itu orang.
Aku pun marah besar, nangis dan gak mau tau aku pun pingsan (upps).
Setelah sadar aku ada di ruangan kak Rere, di ruang itu ada Mamah,
Papah, Aku, kak Revan dan kak Rizky yang duduk di kursi roda. Kak Rere
pun tersadar dan iya tersenyum bahagia, ia bilang dirinya telah tenang
kini, hidup ia telah berakhir sampai disini. Aku dan semuanya nangis
mendengar kak Rere berbicara seperti itu. Kak Rere berpesan kepada
Mamah, Papah dan kak Revan agar tetap semangat hidup, jangan lupa makan,
gak boleh nangisin Rere, jagain adek ku yang cantik ini Ghina Mah, Pah,
kak Revan dan maafin Rere kalau Rere punya salah sama kalian. Kak Rere
pun berpesan kak Rizky agar tetap semangat belajar, jangan lupain Rere,
kamu sahabat Rere yang paling Rere sayang, maafin Rere ya ky, jangan
lupa bilang maaf kepada teman-teman semua dari Rere. Setelah itu kak
Rere berpesan kepadaku agar jangan telat makan, tetap semangat untuk
berkarya, tetap terseyum, jangan lupa sholat dan ngajiin kakak, maafin
kakak sayang kalau kakak mu ini punya salah sama kamu, yang terpenting
ade ghina gak boleh nangisin kakak dan apalagi galau karna cowok. Jangan
pernah galauin cowok karna itu tidak ada gunanya, jaga diri baik-baik
ya de, jangan sampai kamu bernasib sama haln ya seperti kakak mu ini.
Aku menjawab iya kak insyaAllah aku berusaha semampuku kak. Setelah itu
kak Rere bilang, aku berharap kalian semua bisa melaksankan kemauanku
yaa. Aku dan yang lain pun menjawab "iya Re, kami pasti akan menuruti
semua pesan mu, insyaAllah kami bisa apabila kami kuat".
Sekitar 12 menit kemudian, kak Rere pun
meenghembuskan nafas terakhirnya yang sebelumnya selesai membaca
syahadat. Aku dan yang lain pun menangis dan harus menerima kenyataan,
tapi aku tak bisa menerima kenyataan aku pun nangis histeris.
3 hari kemudian, aku menangis histeris karna masih teringat akan kak Rere. Kak Fadhli pun di penjara selama 5 tahun lamanya.
Begitulah ceritaku, kesimpulanya "aku tidak
bisa memenuhi semua pesan kak Rere agar jangan menangisinya dan samapi
saat ini aku tidak bisa menerima kenyataan kalau aku dan kak Rere sudah
beda alam". Sekian dan terimakasih :)
#Ghina_Jenong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar